Kasus COD (Cash On Delivery ) yang Sering Terjadi, Apakah Harus Dipertahankan?
Seiring dengan perkembangan zaman yang
diiringi dengan perkembangan teknologi tentu dapat berpengaruh pada beberapa
kegiatan masyarakat. Pengaruh dari teknologi tersebut salah satunya dapat
dilihat dari kegiatan jual beli. Transaksi dan kegiatan jual-beli yang dulunya
dilakukan secara tatap muka antara penjual dan pembeli, kini dapat dilakukan melalui
media online. Sistem belanja online memudahkan pembeli tanpa harus bersusah
payah keluar rumah mencari barang yang diinginkan. Tren Belanja online pun
semakin marak dan mengalami peningkatan tajam karena pandemi covid-19. Kondisi pandemi dan
himbauan dari pemerintah agar masyarakat
menghindari kegiatan di luar rumah menjadikan belanja online sebagai solusi
alternatif ketika ingin membeli barang yang di inginkan.
Beberapa alasan masyarakat memilih
berbelanja melalui media online juga beragam. Selain karena pandemi covid-19
yang mengharuskan masyarakat membatasi interaksi sosial, belanja online lebih
dipilih oleh masyarakat karena dianggap lebih praktis, hemat waktu, dan tenaga.
Bagaimana tidak, pembeli cukup diam di rumah hanya dengan beberapa sentuhan
gadget dan koneksi internet barang yang diinginkan dengan mudah dapat dipesan. Di
tambah dengan berbagai promo yang ditawarkan dari beberapa marketplace yang
sering bermunculan membuat mayarakat semakin tertarik untuk melakukan belanja
melalui media online. Promo-promo yang sering ditawarkan ketika belanja online
di antaranya yaitu promo gratis ongkir, chashback hingga 90%, belanja cepat
atau biasa disebut flash sale dan promo menarik lainnya. Alasan lain yang
muncul yaitu sering kali para pembeli
menemukan harga yang lebih murah
dibanding dengan harga yang dijual di pasar konvensional. Hal tersebutlah yang
membuat masyarakat semakin gencar dan memilih berbelanja secara online.
Ketika berbelanja secara online pembeli
juga akan di hadapkan dengan beberapa metode pembayaran. Macam-macam metode
pembayaran yang dipilih dapat disesuaikan dengan kemampuan pembeli. Metode
pembayaran yang disediakan di antaranya dengan kartu kredit, online payment,
transfer bank, COD ( Cash On Delivery)/ bayar di tempat, dompet online,
membayar melalui mini market dan lain-lain. Berbagai metode pembayaran yang
disediakan tentu akan membuat proses belanja secara online lebih mudah, praktis
dan lebih cepat. Menariknya lagi, ketika melakukan belanja online akan
memungkinkan pembeli menemukan banyak toko dengan banyak pilihan.
Di antara berbagai kemudahan yang
didapatkan ketika berbelanja secara online sering kali tidak diimbangi dengan
pengetahuan yang baik ketika menggunakannya. Terutama ketika menggunakan metode
pembayaran COD atau sering disebut dengan metode pembayaran di tempat, sering kali
muncul beberapa kasus yang terjadi. Pembeli yang diberi kebijakan untuk membayar ketika barang sampai, justru kebijakan
tersebut sering disalahgunakan. Ketika
pembeli merasa barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanannya, yang
menjadi pelampiasan adalah kurir yang mengirimkan. Esai ini akan berusaha menganalisis masalah yang muncul ketika berbelanja online
dengan metode pembayaran COD dan alasan metode tersebut harus dipertahankan
atau tidak.
Istilah jual beli dengan sistem COD (
Clash On Delivery) awalnya merupakan sebuah transaksi jual beli yang
mengharuskan penjual dan pembeli bertemu, kemudian pembeli dapat membayar
barang yang dipesan setelah melihatnya. Seiring berjalanya waktu jual beli
dengan sistem COD telah beralih menjadi metode pembayaran pada marketplace. Pembeli
dapat memilih metode pembayaran COD pada marketplace sebelum melakukan checkout
barang yang dipesan. Setelah melakukan checkout di marketplace pembeli cukup
menunggu barang datang yang diantar oleh kurir kemudian membayarnya secara
tunai. Namun, pembeli tidak boleh membuka paket yang dipesan sebelum dibayar.
Pembeli harus membayar terlebih dahulu pada kurir sesuai dengan total biaya pada
barang yang telah dipesan.
Survei BPS ( Badan Pusat Statistik )
mencatat bahwa 73% pembayaran e-comerce menggunakan metode pembayaran COD. Dari
survei tersebut berarti metode COD merupakan metode yang paling sering
digunakan di antara metode pembayaran lainnya. Alasan lebih memilih menggunakan
metode COD juga beragam. Alasan- alasan tersebut di antaranya karena lebih
banyak memiliki uang cash, tidak dapat melakukan transfer bank, tidak dapat membayar
lewat minimarket dan lainya. Belanja dengan menggunakan metode COD memang
sangat memudahkan pembeli. Bagaimana tidak, pembeli cukup duduk manis diam di
rumah sembari menunggu kedatangan kurir yang telah membawa barang pesanan yang
diidam-idamkan. Namun, kemudahan yang didapatkan oleh pembeli ketika
menggunakan metode COD, justru sering kali malah sering disalahgunakan. Belakangan
ini muncul beberapa kasus ketika menggunakan metode pembayaran cod. Kasus-kasus
yang muncul ketika menggunakan metode COD biasanya dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan
pembeli ketika menerima barang yang dipesan, karena barang tidak sesuai, barang
yang diterima rusak, kemudian barang yang dikirim salah dan lain-lain.
Kasus yang paling menyita perhatian publik
baru-baru ini yaitu seorang kurir yang di maki-maki pembeli yang menggunakan
metode COD. Kedatangan kurir yang biasanya ditunggu-tunggu dan disambut baik
oleh pengguna jasa belanja online, kali ini malah sebaliknya. Pembeli tersebut
marah dengan melontarkan kata-kata kasar sebagai ungkapan kekecewaannya kepada kurir karena barang yang datang tidak
sesuai dengan pesanan. Kurir yang tugas utamanya mengantarkan barang justru
malah menjadi sasaran pertama amukan pembeli ketika barang yang datang tidak seperti
yang diharapkan. Padahal kurir sudah berusaha menjelaskan bagaimana prosedur
belanja online dengan menggunakan sistem COD. Dia menegaskan untuk tidak
membuka kemasan karena nantinya paket tidak bisa dikembalikan. Kejadian ini pun
berhasil direkam oleh kurir tersebut dan viral beberapa waktu lalu di sosial
media. Para pengguna internet atau yang kerap disapa netizen pun langsung
bergerak cepat memberikan respond di kolom komentar. Respond netizen pun
beragam ada yang iba pada kurir, menghujat pembeli, menyalahkan penjual bahkan
tagar hapus cod pun sempat berkeliaran.
Kejadian serupa juga pernah terjadi di Bogor pada tanggal 2 Mei
2021 lalu. Tidak hanya melontarkan kata-kata kasar, pengguna jasa belanja
online tersebut malah menodongkan pistol kepada kurir yang mengantarkan barang.
Kasus berawal ketika kurir mengantarkan pesanan paket dengan metode pembayaran
COD (Cash On delivery). Pembeli kemudian membuka paket yang diantar oleh kurir
tanpa membayar terlebih dahulu barang yang dipesan kepada kurir. Saat dibuka dia
merasa bahwa barang yang datang tidak sesuai dengan keinginannya. Pembeli
kemudian masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian membawa pistol yang
ditodongkan kepada kurir. Karena merasa terancam, kurir pun akhirnya melaporkan
kejadian pada polisi. Padahal sebelumnya kurir telah berusaha menjelaskan bahwa
paket yang telah dibuka tidak bisa dikembalikan jadi pembeli harus membayarnya.
Kurir juga menjelaskan bahwa dirinya hanya bertugas untuk mengantarkan barang
saja dan sama sekali tidak melakukan kerja sama apa pun dengan penjual.
Dari contoh kasus COD tersebut dapat
dilihat bahwa sebenarnya konsumen atau pembeli belum begitu paham bagaimana
mekanisme belanja online dengan sistem COD. Hal tersebut bisa jadi disebabkan
karena rendahnya literasi digital mengenai proses dan prosedur belanja online
yang baik dan benar. Pembeli beranggapan bahwa transaksi jual beli online telah
berakhir ketika barang telah diterimanya. Mereka belum mengetahui fitur
komplain maupun pengembalian yang telah
disediakan oleh marketplace apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan
pesanan, cacat maupun rusak. Ketika pembeli merasa barang yang diterima tidak
sesuai pesanannya, fitur komplain dan pengembalian dapat digunakan untuk
memproses barang yang tidak sesuai dengan pesanannya. Pembeli cukup mengajukan
pengembalian pada penjual dan memilih alasan mengapa pesanan dikembalikan. Dalam
mengajukan pengembalian pembeli juga harus memiliki bukti yang kuat. Bukti
biasanya dapat berupa foto maupun vidio barang yang dipesan, jika penjual
sepakat maka proses pengembalian dapat dilanjutkan.
Selain
kurangnya pemahaman konsumen mengenai mekanisme belanja online menggunakan
metode pembayaran COD. Kasus COD bisa juga disebabkan karena kurangnya edukasi yang
diberikan pada pembeli. Marketplace biasanya memberikan petunjuk dan pengertian
yang panjang dan lebar sehingga pembeli menjadi malas untuk membaca dan
memahaminya dengan baik dan teliti. Ditambah dengan minat baca yang kurang
tentu para pembeli dengan santai menghiraukan tulisan yang sudah diberikan. Padahal
petunjuk-petunjuk yang diberikan cukup penting untuk dibaca agar tidak terjadi
kesalahpahaman baik antara pembeli, penjual maupun kurir. Pihak marketplace
seharusnya memberikan edukasi kepada para pembeli dengan singkat, ringkas dan
mudah dimengerti. Dengan edukasi tersebutlah pembeli bisa memahami bagaimana mekanisme
belanja online yang baik dan benar, sehingga tidak ada lagi kasus COD yang
terjadi.
Sebelum melakukan checkout pada
barang yang ingin dipesan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
melakukan belanja online khususnya menggunakan metode pembayaran COD. Hal ini
dilakukan agar pembeli tidak merasa kecewa ketika barang datang. Hal pertama
yang harus diperhatikan yaitu dengan mencari toko yang benar-benar terbukti
memiliki reputasi yang bagus. Reputasi toko dapat dilihat dengan cara melihat
ulasan-ulasan positif dari pembeli dan membandingkannya dengan deskripsi yang
telah disediakan oleh penjual. Kemudian ketika ada pertanyaan seputar barang
yang ingin dibeli, tanyakan pada penjual melalui fitur chat yang telah
disediakan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penjual dan pembeli. Tidak
hanya itu, setelah barang sampai dan telah dibayar pembeli harus merekam vidio
paket ketika dibuka agar dapat dijadikan bukti jika barang yang datang tidak
sesuai dengan pesanan.
Terkait dengan beberapa penyebab
munculnya kasus COD, akan sangat disayangkan apabila sistem COD harus dihapus. Belanja
online dengan metode COD tentu dapat menjangkau dan memudahkan banyak pembeli.
Pembeli yang berada di wilayah yang jauh dari supermarket dan tidak bisa
melakukan transfer tentu sangat terbantu dengan metode COD. Selain itu, belanja
menggunakan sistem COD juga memberikan keuntungan bagi penjual dan pembeli,
keuntungan tersebut di antaranya:
- Keuntungan
COD bagi penjual
Dengan
menggunakan metode COD penjual akan lebih banyak mendapatkan pelanggan,
terutama bagi mereka yang tidak mau ribet dan belum mengerti cara pembayaran
secara digital. Penjual juga akan memiliki potensi mendapatkan pesanan yang
lebih banyak karena pembeli merasa lebih mudah ketika berbelanja dengan sistem
COD.
- Keuntungan
COD bagi pembeli
Dengan
menggunakan sistem COD pembeli diberikan kemudahan membayar di rumah dan tidak
harus melakukan pembayaran secara digital. Pembeli juga bisa dengan cepat
melakukan pengembalian apabila produk yang datang tidak sesuai dengan
pesanannya.
Dari berbagai keuntungan yang
didapatkan ketika berbelanja menggunakan sistem COD. Pemberian solusi dengan
menghapus sistem tersebut bukanlah merupakan jalan keluar yang paling tepat
atas berbagai kasus yang pernah terjadi. Terdapat pilihan solusi lain yang
dapat dilakukan tanpa menghapus sistem COD. Berusaha menjadi konsumen yang
cerdas dan marketplace yang bersedia mempermudah serta memberikan edukasi pada konsumen
tentu bisa menjadi jalan keluar agar tidak ada kasus-kasus COD ke depannya. Sebagai
seorang konsumen juga harus menyadari bahwa selalu ada resiko yang muncul
sekecil apa pun ketika berbelanja online dibanding dengan berbelanja secara
konvensional.
Melihat semakin banyaknya pengguna
belanja online, tentu harus diimbangi dengan pengetahuan mengenai prosedur dan
petunjuk dengan baik. Berbagai kasus-kasus COD yang muncul diharapkan dapat
menjadi pelajaran bagi para pengguna agar tidak terulang kembali. Pembeli juga
harus selalu memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan chekout pada barang
yang ingin dipesan. Akan sangat disayangkan apabila metode pembayaran COD yang
sangat memudahkan para pembeli harus dihapus ketika melakukan belanja online
karena beberapa kasus yang sering muncul. Menjadi pembeli yang cerdas dan
memiliki kerja sama yang baik dengan
kurir serta penjual tentu akan menjadikan transaksi dalam melakukan belanja
online semakin baik. Edukasi dari marketplace dan kerja sama yang baik antara
penjual, pembeli dan kurir akan membuat berbagai permasalahan yang muncul
ketika melakukan belanja online diharapkan tidak terulang kembali.
Daftar
Pustaka
- https://lokadata.id/artikel/orang-indonesia-pilih-cod-saat-belanja-online
Komentar
Posting Komentar